Beberapa
definisi promosi kesehatan telah dikemukakan, salah satunya definisi
Ottawa Charter, bahwa promosi kesehatan adalah suatu proses yang
memungkinkan individu untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Termasuk
didalamnya adalah sehat secara fisik, mental dan sosial sehingga
individu atau masyarakat dapat merealisasikan cita-citanya, mencukupi
kebutuhan-kebutuhannya, serta mengubah atau mengatasi lingkungannya.
Kesehatan adalah sumberdaya kehidupan bukan hanya objek untuk hidup.
Kesehatan adalah suatu konsep yang positif yang tidak dapat dilepaskan
dari social dan kekuatan personal. Jadi promosi kesehatan tidak hanya
bertanggungjawab pada sektor kesehatan saja, melainkan juga gaya hidup
untuk lebih sehat. (Keleher,et.al, 2007).
Disisi
lain Nutbeam dalam Keleher, et.al (2007) menerangkan bahwa promosi
kesehatan adalah proses sosial dan politis yang menyeluruh, yang tidak
hanya menekankan pada kekuatan ketrampilan dan kemampuan individu ,
tetapi juga perubahan sosial, lingkungan dan kondisi ekonomi yang
mempengaruhi kesehatan individu dan masyarakat. Jadi promosi kesehatan
adalah proses untuk memungkinkan individu mengontrol faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan dan mengembangkan kesehatan individu dan
masyarakat.
WHO
(1998) menyebutkan bahwa promosi kesehatan adalah strategii inti untuk
pengembangan kesehatan, yang merupakan suatu proses yang berkembang dan
berkesinambungan pada status sosial dan kesehatan individu dan
masyarakat.
Dari
beberapa definisi diatas, promosi kesehatan mempunyai beberapa level
pengertian, sehingga konsep promosi kesehatan adalah semua upaya yang
menekankan pada perubahan sosial, pengembangan lingkungan, pengembangan
kemampuan individu dan kesempatan dalam masyarakat, dan merubah perilaku
individu, organisasi dan sosial untuk meningkatkan status kesehatan
individu dan masyarakat. (Keleher,et.al, 2007).
Berlandaskan
konsep dasar tersebut, maka area promosi kesehatan pun tidaklah sempit,
menurut Keleher,et.al, (2007) terdapat 10 (sepuluh) area tindakan
promosi kesehatan, yaitu :
1. membangun kebijakan kesehatan publik
2. menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan
3. memberdayakan masyarakat
4. mengembangkan kemampuan personal
5. berorientasi pada layanan kesehatan
6. promote social responbility of health
7. meningkatkan investasi kesehatan dan ketidakadilan social
8. meningkatkan konsolidasi dan memperluas kerjasama untuk kesehatan
9. memberdayakan masayarakat dan meningkatkan kemampuan masyarakat.
10. infrastuktur yang kuat untuk promosi kesehatan
Pada
realitasnya, area-area promosi kesehatan itu harus dilakukan dengan
menekankan pada prioritas supaya pelaksanaannya lebih terarah, efektif
dan tepat sehingga tujuan tercapai. Pada tahun 2011 sampai dengan 2016
area prioritas promosi kesehatan, adalah
1.
social determinant of health, yang termasuk determinan sosial untuk
kesehatan ini adalah kebijakan-kebijakan kesehatan, health equity,
kesenjangan social termasuk juga persoalan-persoalan ekonomi.
2.
noncommunicable disease control and prevention. Di Indonesia, data
penyakit tidak menular sebagai berikut, proporsi angka kematian penyakit
tidak menular meningkat dari 41,7% pada tahun 1995 menjadi 59,5% pada
tahun 2007. Hasil Riskesdas tahun 2007 menunjukkan tingginya prevalensi
penyakit tidak menular di Indonesia, seperti hipertensi (31,7 %),
penyakit jantung (7,2%), stroke (0,83%), diabetes melitus (1,1%) dan
diabetes melitus di perkotaan (5,7%), asma (3,5%), penyakit sendi
(30,3%), kanker/tumor (0,43%), dan cedera lalu lintas darat (25,9%).
Stroke merupakan penyebab utama kematian pada semua umur, jumlahnya
mencapai 15,4%, hipertensi 6,8%, cedera 6,5%, diabetes melitus 5,7%,
kanker 5,7%, penyakit saluran nafas bawah kronik (5,1%), penyakit
jantung iskemik 5,1%, dan penyakit jantung lainnya 4,6%. Faktor risiko
penyakit tidak menular meliputi pola makan tidak sehat seperti pola
makan rendah serat dan tinggi lemak serta konsumsi garam dan gula
berlebih, kurang aktifitas fisik (olah raga) dan konsumsi rokok. Artinya
bahwa perubahan pola penyakit di atas sangat dipengaruhi oleh perubahan
lingkungan, transisi demografi, sosial ekonomi dan sosial budaya.
Penyakit tidak menular menjadi salah satu tantangan dalam pembangunan
bidang kesehatan.
3.
health promotion system, berkaitan dengan infrasturktur atau hal-hal
yang yang mendukung promosi kesehatan, seperti kempetensi, alat dan
pengalaman, penelitian dan pengembangan tentunya dengan melibatkan
budaya, systemn dan teknologi-teknologi terbaru.
4.
promosi kesehatan yang berkelanjutan, melingkupi pendekatan-pendekatan
kemitraan, pendekatan lingkungan, pencegahan bencana dan manajement
pasca bencana.
Di
saat melakukan promosi kesehatan dalam area-area tersebut maka
dibutuhkan suatu strategi atau pendekatan-pendekatan tertentu supaya
hasil yang didapatkan efektif dan tepat. Keleher, et.al (2007)
menyampaikan 5 (lima ) strategi (pendekatan) sebagai berikut :
1. primary care / pencegahan penyakit
2. pendidikan kesehatan dan perubahan perilaku
3. partisipasi pendidikan kesehatan
4. community action
5. socio-ecological health promotion.
Masing-masing
dari pendekatan tersebut mempergunakan metode-metode / teknik yang
berbeda-beda, misalnya kita akan melakukan suatu promosi kesehatan yang
berkelanjutan (area no 4) maka strategi yang dapat digunakan salah
satunya adalah dengan pendidikan kesehatan dan perubahan perilaku.
Bilamana mempergunakan strategi ini maka media informasi kesehatan,
kelompok-kelompok diskusi, pengembangan ketrampilan personal akan lebih
tepat sebagai metodenya. Dan tentunya pemilihan pendekatan atau metode
selalu didahului dengan community analysis, karena menurut Dignan &
Carr (1992) bahwa dalam setiap upaya promosi kesehatan melalui
langkah-langkah berikut ini : Community analysis, targeted assessment,
program plan development, implementation, evaluation.
Sebagai
bentuk kesinambungan promosi kesehatan maka langkah-langkah peromosi
kesehatan tidak bisa dilepaskan dari monitoring dan evaluasi. Suatu
monitoring adalah Berikut ini tipe-tipe evaluasi (Fertman &
Allensworth, 2010)
1) Formative evaluation, menekankan pada informasi dan materi-materi selama program perencanaan dan pengembangan.
2) Process evaluation, berkenaan dengan evaluasi pada informasi sistematis yang didapat selama implementasinya.
3) Impact evaluation, menekankan pada efek atau isi mengenai tujuan yang akan dicapai,
4)
Outcome evaluation, menekankan apakah program ini dapat emmberikan
hasil sampai sejauh mana perubahan perilaku yang didapatkan.
Promosi
Kesehatan di Indonesia telah mempunyai visi, misi dan strategi yang
jelas, sebagaimana tertuang dalam SK Menkes RI No. 1193/2004 tentang
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan. Visi, misi dan strategi tersebut
sejalan dan bersama program kesehatan lainnya mengisi pembangunan
kesehatan dalam kerangka Paradigma Sehat menuju visi Indonesia Sehat.
Bilamana ditengok kembali hal ini sejalan dengan visi global.
Visi
Promosi Kesehatan adalah: “PHBS 2010”, yang mengindikasikan tentang
terwujudnya masyarakat Indonesia baru yang berbudaya sehat. Visi
tersebut adalah benar-benar visioner, menunjukkan arah, harapan yang
berbau impian, tetapi bukannya tidak mungkin untuk dicapai. Visi
tersebut juga menunjukkan dinamika atau gerak maju dari suasana lama
(yang ingin diperbaiki) ke suasana baru (yang ingin dicapai). Visi
tersebut juga menunjukkan bahwa bidang garapan Promosi kesehatan adalah
aspek budaya (kultur), yang menjanjikan perubahan dari dalam diri
manusia dalam interaksinya dengan lingkungannya dan karenanya bersifat
lebih lestari.
Misi
Promosi Kesehatan yang ditetapkan adalah: (1) Memberdayakan individu,
keluarga dan masyarakat untuk hidup sehat; (2) Membina suasana atau
lingkungan yang kondusif bagi terciptanya phbs di masyarakat; (3)
Melakukan advokasi kepada para pengambil keputusan dan penentu
kebijakan. Misi tersebut telah menjelaskan tentang apa yang harus dan
perlu dilakukan oleh Promosi Kesehatan dalam mencapai visinya. Misi
tersebut juga menjelaskan fokus upaya dan kegiatan yang perlu dilakukan.
Dari misi tersebut jelas bahwa berbagai kegiatan harus dilakukan
serempak.
Selanjutnya,
perlu disadari bahwa upaya promosi kesehatan merupakan tanggungjawab
kita bersama, bahkan bukan sektor kesehatan semata, melainkan juga
lintas sektor, masyarakat dan dunia usaha. Promosi kesehatan perlu
didukung oleh semua pihak yang berkepentingan (stakeholders). Kesamaan
pengertian, efektifitas kerjasama dan sinergi antara aparat kesehatan
pusat, provinsi, kabupaten/kota dan semua pihak dari semua komponen
bangsa adalah sangat penting dalam rangka mencapai visi, tujuan dan
sasaran promosi kesehatan secara nasional. Semuanya itu adalah dalam
rangka menuju Indonesia Sehat, yaitu Indonesia yang penduduknya hidup
dalam perilaku dan budaya sehat, dalam lingkungan yang bersih dan
kondusif dan mempunyai akses untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang
bermutu, sehingga dapat hidup sejahtera dan produktif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar