Selasa, 22 November 2016

higiene perusahaan

Pengertian Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja
Higiene Perusahaan adalah spesialisasi dalam ilmu higiene beserta prakteknya yang mengadakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab penyakit kualitatif dan kuantitatif dalam lingkungan kerja dan perusahaan melalui pengukuran.

Hasil dari pengukuran ini dipergunakan sebagai dasar tindakan korektif kepada lingkungan tersebut serta bila perlu pemecahan, agar pekerja dan masyarakat sekitar perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja serta dimungkinkan mengecap derajat kesehatan setinggi-tingginya.

Sasaran dari higiene perusahaan adalah lingkungan kerja dan higene perusahan juga bersifat teknik.
Kesehatan kerja adalah spesialis dalam ilmu kesehatan atau kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar para pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehataan setinggi-tingginya, baik fisik atau mental, maupun sosial dengan melakukan usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit umum lainnya. Sasaran dari adanya kesehatan adalah manusia dan sifatnya medis.

Higiene perusahaan dan kesehatan kerja sebagai suatu istilah yang memiliki satu kesatuan pengertian adalah terjemahan dari “Occupational Health” yang cenderung diartikan sebagai lapangan kesehatan yang mengurusi problematik kesehatan secara menyeluruh dari seorang tenaga kerja. Menyeluruh disini berarti melakukan usaha kuratif, preventif, penyesuaian faktor manusiawai terhadap pekerjaan, higene dan lain-lain.

Menurut Undang-undang No.14 Tahun 1969 tentang ketentuan pokok mengenai Tenaga Kerja pasal 9 dan 10 Higiene perusahaan dan kesehatan kerja ini adalah lapangan kesehatan yang ditujukan kepada pemeliharaan dan mempertinggi derajat kesehatan tenaga kerja, dilakukan dengan pemberian pengobatan, perawatan tenaga kerja yang sakit, mengatur persediaan tempat, cara-cara dan syarat yang memenuhi norma-norma higiene perusahan dan kesehatan kerja untuk mencegah penyakit, baik sebagai akibat pekerjaan maupun penyakit umum serta menetapkan syarat-syarat kesehatan bagi perumahan tenaga kerja.

Hakikat dari Higiene Perusahan dan Kesehatan Kerja adalah sebagai berikut:
Ø Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya, baik itu buruh, petani, nelayan, pegawai negeri, atau pun pekerja-pekerja bebas, dengan maksud untuk kesejahteraan tenaga kerja.
Ø Sebagai alat untuk meningkatkan produksi, yang berlandaskan kepada meningginya effisiensi dan daya produktivitas faktor manusia dalam produksi.

Tujuan utama dari Higiene Perusahan dan Kesehatan Kerja ini adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tujuan ini dapat tercapai jika ada suatu korelasi antara derajat kesehatan dengan produktivitas kerja atau perusahaan yang didasarkan pada kenyataan sebagai berikut:
Ø Untuk efisiensi kerja yang optimal, maka sebaiknya pekerjaan harus dilakukan dengan cara dan dalam lingkungan kerja yang memenuhi syarat-syarat kesehatan. Lingkungan kerja yang dimaksud yaitu tekanan panas, penerangan ditempat kerja, udara, sikap badan, penserasian manusia dan mesin, dan pengekonomisan upaya. Lingkungan kerja inipun perlu disesuaikan dengan tingkat kesehatan dan keadaan gizi tenaga kerja yang bersangkutan.
Ø Biaya kecelakan dan penyakit yang ditimbulkan akibat kerja, serta penyakit umum lainnya oleh karena pengaruh yang memburukan keadaan sangat mahal harganya dibandingkan dengan biaya untuk pencegahannya. Biaya kuratif yang mahal seperti itu meliputi pengobatan, perawatan, rehabilitasi, kerusakan mesin, peralatan dan bahan akibat kecelakan, terganggunya pekerjaan dan cacat.
Ø Kecelakaan
Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Tak terduga, oleh karena dibelakang itu tidak ada unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. Maka dari itu, peristiwa sabotase atau tindakan kriminil diluar  ruang lingkup kecelakaan yang sebenarnya. Tidak diharapkan, oleh karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian material ataupun penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada yang paling berat.

Ada beberapa pengertian dasar tentang kecelakaan, yaitu;
Ø Kong Hu Chu
Suatu kecelakaan adalah suatu statistik bila menimpa orang lain, akan tetapi merupakan suatu tragedi/musibah yang menyedihkan bila menimpa diri sendiri atau keluarganya.
Ø H.H Bhormaa & H.W Mc. Crone
Suatu kecelakaan adalah suatu kejadian yang timbul tiba-tiba dan yang menghalangi suatu kegiatan atau suatu pekerjaan.
Ø Dr. L.P. Alford
Suatu kecelakaan dalam industri merupakan suatu bukti adanya kesalahan dalam pengendalian/pengawasan dari kondisi kerja dan tenaga kerja (industri ini bisa manufaktur atau jasa).

Kecelakan akibat kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan hubungan kerja pada perusahaan. Hubungan kerja disini dapat berarti, bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. Maka dalam hal ini, terdapat dua permasalahan penting, yaitu;
1. Kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan, atau
2. Kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan

Terkadang kecelakaan ini akibat dari ruang lingkup kerja yang diperluas, sehingga meliputi juga kecelakaan tenaga kerja yang terjadi pada saat perjalanan atau transport ke dan dari tempat kerja. Kecelakaan dirumah atau waktu rekreasi ataupun cuti, dan lain sebagainya adalah diluar makna kecelakaan akibat kerja, sekalipun pencegahannya sering dimasukkan program keselamatan perusahaan. Kecelakaan demikian termasuk kepada kecelakaan umum hanya saja menimpa tenaga kerja diluar pekerjaannya. Atau faktor manusia yang tidak siap untuk menggunakan peralatan kerja dengan baik atau tidak mamatuhi petunjuk kerja, maka kecelakan atau penyakit akibat kerja masih besar kemungkinannya untuk terjadi, dimana salah satu faktor yang kemungkinan dapat mempengaruhi rendahnya kesadaran tentang kesehatan dan keselamatan kerja adalah persepsi, dimana persepsi ini merupakan salah satu faktor psikologis yang sangat mempengaruhi perilaku seseorang dan persepsi dapat diartikan sebagai suatu proses kognitif dimana individu menyeleksi, mengorganisasikan, dan enginterpretasikan informasi yang diperoleh melalui alat sensoris menjadi gambaran mental yang representatif tentang dunia yang bermakna serta bagaimana cara individu memandang dunia atau segala sesuatu yang ada disekitarnya, sehingga dengan adanya persepsi ini individu tersebut dapat menetukan reaksi atau tindakan yang akan dilakukan. Urutan proses kognitif yang membentuk persepsi, yaitu;

1. Seleksi
Proses seleksi yang terjadi ketika individu melihat beberapa stimulus dan memilih stimulus mana yang akan diberi perhatian. Seleksi ini dipengaruhi oleh faktor fisiologis (kemampuan otak dan visual), faktor stimulus (intensitas, baru, kontras, dan diulang-ulang), dan faktor psikologis (motivasi dan kebutuhan personal, kepribadian dan minat).

2. Informasi dan Prinsip
Informasi yang diperoleh akan diorganisasikan menjadi pola dan prinsip-prinsip yang akan membantu memahami stimulus.Ada 4 prinsip, yaitu bentuk, konstan, kedalaman dan warna. Setelah diorganisasikan informasi ini pun digunakan untuk menjelaskan dan membuat judgement tentang dunia luar, dimana seseorang dapat mengiterpretasikan dekat dengan realitas tergantung pada kejelasan stimulus, pengalaman, harapan, kultur, motivasi, minat, dan frame of reference (Huffman, Vernoy dan Vernon, 1997).

Sekalipun kecelakaan akibat kerja meliputi penyakit akibat kerja, yang disebut terakhir ini tidak akan dibicarakan disini, melainkan pada ruang lingkup higene perusahaan dan kesehatan kerja. Terdapat tiga kelompok kecelakaan, yaitu;
1. kecelakaan akibat kerja diperusahaan
2. Kecelakaan lalu lintas
3. kecelakaan dirumah.
Bahaya pekerjaan adalah faktor-faktor dalam hubungan peekerjaan yang dapat mendatangkan kecelakaan. Bahaya tersebut disebut potensial, jika faktor-faktor tersebut belum mendatangkan kecelakaan. Jika kecelakan telah terjadi, maka bahaya terebut sebagai bahaya nyata. Ada beberapa kerugian-kerugian yang disebabkan oleh kecelakaan akibat kerja, yaitu;
1. Kerusakan
2. Kekacauan Organisasi
3. Keluhan dan kesedihan
4. Kelainan dan cacat
5. Kematian

Kerugian-kerugian tersebut dapat diukur dengan besarnya biaya yang dikeluarkan bagi terjadinya kecelakaan. Biaya tersebut dibagi kedalam biaya langsung dan biaya tersembunyi, dimana biaya langsung meliputi biaya pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan, pengobatan, perawatan, biaya rumah sakit, biaya angkutan, upah selama tidak masuk kerja, kompesasi cacat, dan biaya perbaikan alat-alat mesin serta biaya atas kerusakaan bahan-bahan, sedangkan biaya tersembunyi meliputi segala sesuatu yang tidak terlihat pada waktu atau beberapa waktu setelah kecelakaan terjadi. Biaya ini mencakup berhentinya proses produksi oleh karena pekerja-pekerja lainnya menolong atau tertarik oleh peristiwa kecelakaan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar