Pembagian menurut lokasi:
- Kehamilan ektopik tuba: pars interstisialis, isthmus, ampulla, infundibulum, fimbria.
- Kehamilan ektopik uterus: kanalis servikalis, divertikulum, kornu, tanduk rudimenter.
- Kehamilan ektopik ovarium:
- Kehamilan ektopik intraligamenter
- Kehamilan ektopik abdominal
- Kombinasi kehamilan dalam dan luar uterus
Kehamilan
ektopik yang paling banyak terjadi adalah di tuba, hal ini disebabkan
oleh adanya hambatan perjalanan ovum yang telah dibuahi ke kavum uteri,
hal ini dapat disebabkan karena :
- Adanya sikatrik pada tuba
- Kelainan bawaan pada tuba
- Gangguan fisiologis pada tuba karena pengaruh hormonal ((Prawirohardjo, 2005).
Kejadian kehamilan tuba adalah 1 di antara 150 persalinan ( Amerika ). Angka kejadian kehamilan ektopik cenderung meningkat.
Kejadian tersebut dipengaruhi oleh factor sebagai berikut:
- Meningkatnya prevalensi penyakit tuba karena Penyakit Menular ******* (PMS) sehingga terjadi oklusi parsial tuba. Terjadi salpingitis, terutama radang endosalping yang mengakibatkan menyempitnya lumen tuba dan berkurangan silia mukosa tuba karena infeksi yang memudahkan terjadinya inflantasi zigot didalam tuba.
- Adhesi peritubal yang terjadi setelah infeksi seperti apendisitis atau dometriosis. Tuba dapat tertekuk atau lumen menyempit.
- Pernah menderita kehamilan ektopik sebelumnya. Meningkatnya resiko ini kemungkinan karena salpingitis yang terjadi sebelumnya.
- Meningkatnnya penggunaan kontrasepsi untuk mencegah kehamilan, seperti AKDR dan KB suntik derivate progestin.
- Operasi memperbaiki patensi tuba, kegagalan sterilisasi, dan meningkatkan kejadian kehamilan ektopik.
- Abortus provokatus dengan infeksi. Makin sering tindakan abortus provokatus makin tinggi kemungkinan terjadi sapingitis.
- Fertilitas yang terjadi oleh obat-obatan pemacu ovulasi, fertilisasi infitro.
- Tumor yang mengubah bentuk tuba ( mioma uteri dan tumor atneksa )
- Teknik diagnosis lebih baik dari masa lalu sehingga dapat mendeteksi dini kehamilan ektopik.
Penyebab Kehamilan Ektopik Terganggu
Etiologi
kehamilan ektopik telah banyak diselidiki, tetapi sebagian penyebabnya
tidak diketahui. Tiap kehamilan dimulai dengan pembuahan telur di bagian
ampulla tuba, dan dalam perjalanan uterus telur mengalami hambatan
sehingga pada saan nidasi masih dituba, atau nidasinya di tuba
dipermudah.
Implantasi mungkin terjadi di :
- Ujung fimbriae tuba fallopi (dalam 17 persen kasus)
- Di ampula (pada 55 persen kasus)
- Di ismus (pada 25 persen kasus)
- Di tuba bagian interstisial (pada 2 persen kasus)
Tanda Dan Gejala Kehamilan Ektopik Terganggu
Gambaran
klinik kehamilan tuba yang belum terganggu tidak khas, dan penderita
maupun dokternya biasanya tidak mengetahui adanya kelainan dalam
kehamilan, sampai terjadinya abortus tuba atau rupture tuba. Pada
umumnya penderita menunjukan gejala-gejala kehamilan muda, dan mungkin
merasa nyeri sedikit di perut bagian bawah yang tidak seberapa
dihiraukan. Pada pemeriksaan vagina uterus membesar dan lembek, walaupun
mungkin tidak sebesar tuanya kehamilan. Tuba yang mengandung hasil
konsepsi karena lembeknya sukar diraba pada pemeriksaan bimanual.
Gejala
dan tanda kehamilan tuba terganggu sangat berbeda-beda, dari perdarahan
banyak yang tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala yang
tidak jelas, sehingga sukar membuat diagnosisnya. Gejala dan tanda
bergantung pada lamanya kehamilan ektopik terganggu, abortus atau
rupture tuba, tuanya kehamilan, derajat perdarahan yang terjadi, dan
keadaan umum penderita sebelum hamil.
- Nyeri adalah gejala yang timbul berkaitan dengan apakah kehamilan ektopik tersebut telah mengalami ruptur. Wanita beresiko tinggi harus menjalani penapisan sedini mungkin sebelum mereka menjadi simtomatik. Untuk yang lainnya, gejala kehamilan ektopik yang paling sering dialami adalah nyeri panggul dan abdomen (95%) dan amenore disertai spoting atau perdarahan per vaginam dalam derajat tertentu
- Menstruasi abnormal, sebagian banyak wanita tidak melaporkan amenre, mereka menyalahartikan perdarahan uterus yang sering terjadi pada kehamilan tuba sebagai menstruasi yang sebenarnya. Ketika dukungan endokrin untuk endometrium menurun, perdarahan lebih sedikit dan kadang kala ditemukan pada kehamilan tuba.
- Perdarahan per vaginam, dengan matinya telur desidua yang mengalami degenerasi dan nekrosis, selanjutnya dikeluarkan dalam bentuk perdarahan. Perdarahan ini umumnya sediki dan berwarna coklat tua, namun perdarahan yang banyak dari per vagina harus mengarah pikiran kita ke abortus biasa.
- Syok karena hipovolemi, tanda syok lebih jelas bila pasien duduk, juga terdapat oliguri.
- Pembesaran uterus, pada kehamilan ektopik uterus membesar juga karena pengaruh hormone –hormon kehamilan, tetapi pada umumnya sedikit lebih kecil dibandingkan dengan uterus pada kehamilan intrauterine yang sama umurnya.
- Tumor dalam rongga panggul, dalam rongga panggul dapat teraba tumor lunak kenyal yang disebabkan oleh kumpulan darah di tuba dan sekitarnya.
- Perubahan darah, dapat diduga bahwa kadar hemoglobin turun pada kehamilan ektopik terganggu karena perdarahan yang banyak ke dalam rongga perut.
Diagnosis Kehamilan Ektopik Terganggu
Alat
bantu diagnostic yang dapat digunakan ialah ultrasonografi,laparoskopi
atau kuldoskopi. Diagnosis kehamilan ektopik terganggu pada jenis
mendadak tidak banyak mengalami kesukaran, tetapi pada jenis menahun
atau atipik bisa sulit sekali.
- Anamnesa, haid biasanya terlambat untuk beberapa waktu dan kadang-kadang terdapat gejala subyektif kehamilan muda. Nyeri perut bagian bawah, nyeri bahu, tenesmus, dapay dinyatakan. Perdarahan pervaginam terjadi setelah nyeri perut bagian bawah.
- Pemeriksaan umum, penderita tampak kesakitan dan pucat, pada perdarahan dalam rongga perut tanda-tanda syok dapat ditemukan. Pada jenis tidak mendadak perut bagian bawah hanya sedikit mengembung dan nyeri tekan.
- Pemeriksaan ginekologi, tanda-tanda kehamilan muda mungkin ditemukan. Pergerakan serviks menyebabkan rasa nyeri. Bila uterus dapat diraba, maka akan teraba sedikit membesar dan kadang-kadang teraba tumor disamping uterus dengan batas yang sukar ditemukan. Suu kadang-kadang naik, sehingga menyukarkan perbedaan dengan infeksi pelvik.
- Pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan hemoglobin dan jumlah sel darah merah berguna dalam menegakkan diagnosis kehamilan ektopik terganggu, terutama bila ada tanda-tanda perdarahan dalam rongga perut. Pada kasus jenis tidak mendadak biasannya ditemukan anemia, tetapi perlu diingat bahwa penurunan hemoglobin baru terlihat setelah 24 jam.
- Dilatasi dan kerokan, pada umumnya tidak dianjurkan,karena kemungkinan ada kehamilan dalam uterus bersamaan kehamilan ektopik,hanya 12 sampai 19 % kerokan pada kehamilan ektopik menunjukkan reaksi desidua, perubahan endometrium yang berupa reaksi arias-stella tidak khas untuk kehamilan ektopik.
- Kuldosentesis, adalah suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah ada kavum douglas ada darah. Cara ini amat berguna dalam membantu membuat diagnosis kehamilan ektopik. Caranya dengan menggunakan jarum spinal no.18 ditusukan kedalam kavum douglas dan dengan semprit 10 ml dilakukan penghisapan. Bila pada pengisapan ditemukan darah, maka isinya disemprotkan pada kain kasa dan diperhatikan apakah darah yang dikeluarkan merupakan; a). darah segar berwarna merah yang dalam beberapa menit akan membeku, darah ini berasal dari vena atau arteri yang tertusuk. b). darah tua berwarna coklat sampai hitam yang tidak membeku, atau yang berupa bekuan kecil-kecil, darah ini menunjukkan adanya hematokel retrouterina.
- Ultrasonografi, berguna untuk diagnosis kehamilan ektopik. Diagnosis pasti ialah apabila ditemukan kantong gestasi diluar uterus yang didalamnya tampak denyut jantung janin.
- Laparoskopi, hanya digunakan sebagai alat bantu diagnostik terakhir untuk kehamilan ektopik, apabila hasil penilaian prosedur diagnostik yang lain meragukan. Melalui prosedur laparoskopik, alat kandungan bagian dalam dapat dinilai.secara sistematis dinilai keadaan uterus,ovarium,tuba,kavum douglas dan ligamentum latum.
Penanganan Kehamilan Ektopik Terganggu
Pada
umumnya penanganannya adalah laparotomi. Dalam tindakan demikian,
beberapa hal harus diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu :
- Kondisi penderita pada saat itu
- Keinginan penderita akan fungsi reproduksinya.
- Lokasi kehamilan ektopik
- Kondisi anatomic organ pelvis
- Kemampuan teknik bedah mikro dokter operator
- Kemampuan teknologi fertilisasi invitro setempat
Hasil
pertimbangan ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi pada
kehamilan tuba, atau dapat dilakukan pembedahan konservatif dalam arti
hanya dilakukan salpingostomi atau reanastomosis tuba. Apabila kondisi
penderita buruk, missal dalam keadaan syok lebih baik dilakukan
salpingektomia.
Jika pasien
diperiksa dan diduga kehamilan ektopik, ia harus dikirim kerumah sakit
tanpa pemeriksaan vagina. Jika ia dalam keadaan syok , harus dipasang
infuse dan dikirim secepatnya. Dapat diberikan morfin, jika wanita
tersebut kesakitan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar