1. Penyebab Penyakit AIDS
Mikrobia
yang menyebabkan penyakit disebut kuman penyakit (patogen). Mikrobia
tersebut dapat berupa bakteria, jamur, maupun virus. Bakteri dan jamur
sebagian bermanfaat bagi kehidupan manusia. Tetapi berbeda dengan virus,
yang merupakan patogen memiliki sifat dapat menyebabkan penyakit. Sifat
virus selalu hidup pada organisme hidup lain (sebagai parasit). Di
dalam tubuh organisme lain, virus mampu berkembang biak secara capat dan
dapat secara terus-menerus berubah membentuk strain baru yang tahan
terhadap obat. Contoh penyakit yang disebabkan oleh aktivitas virus
adalah influenza dan AIDS.
Mengapa tubuh manusia dapat menjadi tempat yang cocok untuk perkembangbiakan mikroorganisme?
Tubuh
manusia memiliki suhu yang relatif stabil, mendekati pH netral,
menyediakan pasokan makanan secara konstan, dan selalu menyediakan
oksigen. Keadaan yang seperti itu sangat ideal bagi pertumbuhan dan
perkembangan mikroorganisme. Mikroorganisme ini sebagian dapat
menyebabkan penyakit. Mikroorganisme yang menyebabkan penyakit disebut
sebagai patogen. Mikroorganisme dapat dikatakan sebagai patogen dengan
syarat mampu masuk ke dalam tubuh, tumbuh berkoloni di dalam tubuh,
tahan terhadap pertahanan tubuh, dan menyebabkan kerusakan pada jaringan
tubuh yang ditempati.
Kuman dapat menyebabkan sakit dengan cara-cara sebagai berikut.
a. Merusak jaringan, misalnya Tuberculosis merusak jaringan paru-paru.
b. Mengeluarkan toksin, misalnya bakteri Salmonella yang menghasilkan racun pada makanan.
Kuman
penyakit dapat menular dari orang yang terinfeksi ke orang yang masih
sehat. Sebagai bentuk pencegahan, Anda disarankan untuk selalu
berhati-hati dan menjaga kesehatan dengan melakukan beberapa usaha
berikut.
a. Mencuci tangan sebelum memegang makanan yang akan dimakan.
b. Mencuci rambut dengan sampo.
c. Rutin mandi setiap hari.
d. Rutin menyikat gigi.
2. Penyakit AIDS
AIDS
merupakan sekumpulan penyakit sebagai dampak dari melemahnya sistem
kekebalan tubuh. Kekebalan tubuh dapat melemah karena mendapat serangan
dari HIV (Human Immunodeviciency Virus).
Perhatikan
Gambar 11.10. Virus ini mampu menyerang dan merusak sel darah putih
sehingga kemampuan tubuh dalam memerangi kuman penyakit menjadi
berkurang. Orang yang terinfeksi virus HIV tidak selalu dikatakan
positif mengidap penyakit AIDS tetapi bisa saja hanya sebagai pembawa
(karier).
HIV dapat ditularkan oleh
penderita ke orang lain melalui darah atau semen (******) dan cairan
vagina. Apabila orang yang sehat melakukan hubungan ******* dengan orang
karier
HIV maka besar kemungkinan
akan tertular virus HIV. Selain dengan hubungan *******, virus HIV juga
dapat menular dari ibu yang terinfeksi kepada bayi yang dikandungnya
melalui plasenta.
Jarum suntik yang
dipergunakan secara sembarangan juga berpotensi menjadi sarana penularan
virus HIV. Hal ini dapat terjadi apabila seorang pengidap virus HIV
menggunakan jarum suntik yang selanjutnya digunakan kembali oleh orang
lain. Biasanya ini terjadi pada orang-orang pengguna obat-obat terlarang
yang menggunakan jarum suntik secara bersama-sama. Jarum suntik yang
telah dipakai dapat terkena darah orang yang memakainya, sedangkan darah
dapat menjadi sarana penularan virus HIV.
Pencegahan
dapat dilakukan dengan memakai kondom saat berhubungan seks, selalu
menggunakan jarum suntik yang steril dan berhati-hati pada saat
melakukan transfusi darah.
HIV
menginfeksi sel yang permukaannya terdapat molekul CD4 sebagai reseptor.
Infeksi dimulai ketika glikoprotein pada HIV membentuk tempelan ke
reseptor CD4. Virus masuk ke sel dan memulai replikasi (memperbanyak
diri). Sel terinfeksi dapat menghasilkan bentuk virus yang baru. Sel T
menjadi target utama dari virus ini, sehingga efek utamanya adalah pada
sistem imun. Selanjutnya sel-sel lain yang memiliki CD4 (beberapa
makrofag), subklas sel B, juga dapat terinfeksi. Perhatikan Gambar
11.11.
Sebenarnya
pada awal-awal terjadi infeksi, sistem imun masih bekerja dengan baik
sampai beberapa tahun. Akan tetapi sistem imun dalam tubuh menurun
seiring dengan terakumulasinya varian baru dan antigen yang berbeda.
Gambar 11.12 berikut dapat memperjelas apa yang sudah dipelajari
sebelumnya.
HIV
menempel ke reseptor CD4 pada permukaan sel T dan masuk sel secara
endositosis, kemudian memperbanyak diri. Selanjutnya keluar dari sel T
dengan cara melisiskan sel atau dapat juga dengan cara eksositosis.
Setelah
masa delapan tahun terinfeksi maka penderita HIV dapat menderita AIDS,
dan mudah terserang penyakit jenis lainnya, seperti tuberculosis,
kanker, melemahnya ingatan, dan kehilangan sistem koordinasi tubuh.
Mengapa
orang yang terinfeksi virus HIV baru dapat mengetahuinya setelah
beberapa tahun? Hal ini karena selama kurang lebih 8 tahun setelah
terinfeksi HIV, penderita tidak merasakan gejala sakit. Virus HIV
bersifat dorman dalam tubuh manusia, tetapi apabila berhubungan seks
dengan orang lain, maka virus ini akan tertular pada orang lain.
Seseorang
dapat mengetahui apakah terinfeks atau tidak dengan melakukan tes darah
dan cairan tubuh. Harus diperhatikan juga bahwa HIV tidak ditularkan
melalui kontak fisik.
Virus HIV akan
cepat mati apabila berada di luar tubuh manusia, sehingga untuk dapat
menular pada manusia lain, ******, cairan vagina, dan darah harus segera
berpindah pada tubuh orang lain tersebut.
Penanggulangan
terhadap penyakit AIDS sudah banyak dilakukan. Pengobatan yang
dilakukan pada dasarnya bertujuan untuk mengurangi penyakitnya dan sulit
untuk menghilangkan penyakit AIDS. Oleh karena itu kita sebaiknya
selalu berhati-hati agar tidak tertular virus HIV.[
Tidak ada komentar:
Posting Komentar